Sabtu, 17 Januari 2009

PEMANENAN KELAPA SAWIT



PEMANENAN KELAPA SAWIT





DISUSUN OLEH :


MEGA LESTARI


NIM 2010811031





INSTRUKTUR :


RIWAN KUSNIADI .STP





FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN DAN BIOLOGI


UNIVERSITAS BANGKA BELIITUNG


2009



KATA PENGANTAR

segala puji atas Rahmat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada saya sehingga sekarang ini saya bisa menyusun tugas pertanian saya yang saya kumpul melalui blog di internet. saya berterimakasi kepada dosen yang telah membimbing saya bapak Riwan Kusniadi STP. dalam makala ini saya menyusun sebuah tulisan yang berkenaan dengan ilmu pemanenan sawit. di mana di dalamnya saya memuat beberapa poin penting yang berkenaan dengan materi ini. jika, terdapat beberapa kesalahan dalam pengetikan saya minta amaf kepada para pembaca blog saya ini. saya menunggu respon, kritik, dan sran dari semua para pembaca agar dalam penulisan blog ini akan lebih baik daripada yang telah saya susun ini. akhir kata saya ucapkan terimakasih.
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit termasuk ke dalam famili palmaceae yang merupakan tanaman tahunan dan merupakan tanaman perkebunan utama. Saat ini tanaman kelapa sawit menjadi salah satu andalan atau komoditas yang unggulan dalam sektor perkebunan dan merupakan komoditas ekspor yang berperan penting dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Minyak sawit merupakan produk perkebunan yang memilki prospek yang sangat cerah karena seiring dengan berjalannya waktu, industri-industri yang berbasis bahan baku produk kepala sawit berkembang dengan sangat pesat. Selain itu, kelapa sawit juga memilki produk olahan yang beraneka ragam seperti bahan makanan, bahan industri, kosmetik dan obat-obatan.
Menurut Pahan (2006), tanaman kepala sawit sangat penting artinya bagi perkembangan perekonomian Indonesia, dalam kurun 200 tahun terakhir ini, kelapa sawit adalah komoditi andalan untuk ekspor maupun komoditi yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani pekebun serta transmigran Indonesia.

2. Tujuan
Agar para pembacamemperhitungkan kalau bisnis bidang bertani kelapa sawit memiliki prospek cerah


BAB II
PEMBAHASAN
A. Panen
Kelapa sawit berbuah setelah berumur 2,5 tahun dan buahnya masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Suatu areal sudah dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Ciri-ciri lain yang digunakan adalah apabila sebagian buah sudah membrondol (jatuh di piringan) secara alamiah dan bobot rata-rata tandan sudah mencapai 3 kg. Kriteria panen yang diharapkan adalah bila tingkat kematangan buah sudah mencapai fraksi kematangan 1–3 dimana persentase buah luar yang jatuh sekitar 12,5 %-75 %. Ada dua jenis sistem panen, yaitu sistem giring dan sistem tetap.
Cara Panen
Buah dari pohon yang masih rendah diambil dengan dodos sedangkan untuk pohon yang tinggi diambil dengan agrek (arit bergagang bambu panjang). Cara panen adalah:
a) tandan matang harus dipanen semuanya dengan kriteria 25-75% buah luar memberondol atau kurang matang dengan 12,5-25% buah luar memberondol b) potong pelepah daun yang menyangga buahc) tandan buah dipotong dengan dodos/agrek di dekat pangkalnyad) beri tanda di tempat bekas potongan yang berisi nama pemanen dan tanggal panene) tumpuk pelepah daun yang dipotong secara teratur di gawangan (ruang kosong di antara barisan tanaman) dengan cara ditelungkupkan.
Panen dilakukan 5 hari dalam seminggu, 2 hari sisa untuk pemeliharaan alat.
Perkiraan Produksi
Tingkat produksi dipengaruhi kualitas tanaman, kesuburan tanah, keadaan iklim, umur tanaman, pemeliharaan tanaman dan serangan hama-penyakit. Sebagai contoh, tingkat produksi kelapa sawit jenis Dura dapat dilihat berikut ini :
a) Umur tanaman 4 tahun; hasil minyak=500 kg/ha, hasil inti=100 kg/hab) Umur tanaman 5 tahun; hasil minyak=740 kg/ha, hasil inti=150 kg/hac) Umur tanaman 6 tahun; hasil minyak=1.000 kg/ha, hasil inti=200 kg/had) Umur tanaman 7 tahun; hasil minyak=1.300 kg/ha, hasil inti=260 kg/hae) Umur tanaman 8 tahun; hasil minyak=1.600 kg/ha, hasil inti=320 kg/haf) Umur tanaman 9 tahun; hasil minyak=1.900 kg/ha, hasil inti=380 kg/hag) Umur tanaman 10 tahun; hasil minyak=2.000 kg/ha, hasil inti=400 kg/hah) Umur tanaman 11 tahun; hasil minyak=2.200 kg/ha, hasil inti=440 kg/hai) Umur tanaman 12 tahun; hasil minyak=2.250 kg/ha, hasil inti=450 kg/ha
Hasil tersebut masih dibawah standard produksi minyak kelapa sawit di Asia Tenggara yang rata-rata 5 ton/ha dan di Malaysia yang dapat mencapai 6-8 ton/ha.

B. Pasca Panen
Hasil terpenting dari tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit yang diperoleh dari ekstraksi daging buah (pericarp). Hasil lain yang tidak kalah pentingnya adalah minyak inti sawit atau kernel yang juga diperoleh dengan cara ekstraksi.
Pertama tandan buah diletakkan di piringan. Buah yang lepas disatukan dan dipisahkan dari tandan. Kemudian tandan buah dibawa ke Tempat Pengumpulan Buah (TPH) dengan truk tanpa ditunda. Di TPH tandan diatur berbaris 5 atau 10. Buah kelapa sawit harus segera diangkut ke pabrik untuk segera diolah. Penyimpanan menyebabkan kadar asam lemak bebas tinggi. Pengolahan dilakukan paling lambat 8 jam setelah panen.
Di pabrik buah akan direbus, dimasukkan ke mesin pelepas buah, dilumatkan didalam digester, dipres dengan mesin untuk mengeluarkan minyak dan dimurnikan. Sisa pengepresan berupa ampas dikeringkan untuk memisahkan biji dan sabut. Biji dikeringkan dan dipecahkan agar inti (kernel) terpisah dari cangkangnya.

Tahapan dari pengolahan buah kelapa sawit adalah sebagai berikut:
1. Perebusan (sterilisasi) TBS
TBS yang masuk ke dalam pabrik selanjutnya direbus di dalam sterilizer. Buah direbus dengan tekanan 2,5-3 atm dan suhu 130 oC selama 50-60 menit. Tujuan perebusan TBS adalah:
- Menonaktifkan enzim Lipase yang dapat menstimulir pembentukan free fatty acid- Membekukan protein globulin sehingga minyak mudah dipisahkan dari air- Mempermudah perontokan buah- Melunakkan buah sehingga mudah diekstraksi
2. Perontokan Buah
Dalam tahap ini buah selanjutnya dipisahkan dari tandannya dengan menggunakan mesin thresher. Tandan kosong disalurkan ke tempat pembakaran atau digunakan sebagai bahan pupuk organik. Sedangkan buah yang telah dirontokkan selanjutnya dibawa ke mesin pelumatan. Selama proses perontokan buah, minyak dan kernel yang terbuang sekitar 0.03%.

3. Pelumatan Buah
Proses pelumatan buah adalah dengan memotong dan mencacah buah di dalam steam jacket yang dilengkapi dengan pisau berputar. Suhu di dalam steam jacket sekitar 85-90 oC. Tujuan dari pelumatan buah adalah :
- Menurunkan kekentalan minyak- Membebaskan sel-sel yang mengandung minyak dari serat buah- Menghancurkan dinding sel buah sampai terbentuk pulP
4. Pengempaan (ekstraksi minyak sawit)
Proses pengempaan bertujuan untuk membantu mengeluarkan minyak dan melarutkan sisa-sisa minyak yang terdapat di dalam ampas. Proses pengempaan dilakukan dengan melakukan penekanan dan pemerasan pulp yang dicampur dengan air yang bersuhu 95 oC. Selain itu proses ekstraksi minyak kelapa sawit dapat dilakukan dengan cara sentrifugasi, bahan pelarut dan tekanan hidrolis.
5. Pemurnian (klarifikasi minyak)
Minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari mesin ekstraksi minyak sawit umumnya masih mengandung kotoran berupa tempurung, serabut dan air sekitar 40-45% air. Untuk itu perlu dilakukan pemurnian minyak kelapa sawit. Persentase minyak sawit yang dihasilkan dalam proses pemurnian ini sekitar 21%. Proses pemurnian minyak kelapa sawit terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
a. Pemurnian minyak di dalam tangki pemisah (clarification tank)
Prinsip dari proses pemurnian minyak di tangki pemisah adalah melakukan pemisahan bahan berdasarkan berat jenis bahan sehingga campuran minyak kasar dapat terpisah dari air.
b. Sentrifusi minyak
Dalam tahap ini minyak dimurnikan dari berbagai macam kotoran yang lebih halus lagi. Hasil akhir dari proses sentrifusi ini adalah minyak dengan kadar kotoran kurang dari 0,01%.
c. Pengeringan hampa

Dalam tahap ini kadar air minyak diturunkan sampai 0,1%. Proses pengeringan hampa dilakukan dalam kondisi suhu 95 oC dan tekanan -75 cmHg.
d. Pemurnian minyak di dalam tangki lumpur
Proses pemurnian di dalam tangki lumpur bertujuan untuk memisahkan minyak dari lumpur.

e. Strainer
Dalam tahap ini minyak dimurnikan dari sampah-sampah halus.
f. Pre Cleaner
Proses pre cleaner bertujuan untuk memisahkan pasir-pasir halus dari slude.
g. Sentrifusi lumpur
Dalam tahap ini minyak dimurnikan kembali dari air dan kotoran. Prinsip yang digunakan adalah dengan memisahkan bahan berdasarkan berat jenis masing-masing bahan.
h. Sentrifusi Pemurnian minyak
Tahap ini hampir sama dengan sentrifusi lumpur, hanya putaran sentrifusi lebih cepat.
g. Pengeringan minyak
Dalam proses pengeringan minyak kadar air yang terkandung di dalam minyak diturunkan. Proses ini berlangsung dalam tekanan -75 cmHg dan suhu 95 oC.
6. Pemisahan Biji Dengan Serabut (Depeicarping)
Ampas buah yang masih mengandung serabut dan biji diaduk dan dipanaskan sampai keduanya terpisah. Selanjutnya dilakukan pemisahan secara pneumatis. Serabut selanjutnya dibawa ke boiler, sedangkan biji disalurkan ke dalam nut cleaning atau polishing drum. Tujuannya adalah agar biji bersih dan seragam.
7. Pengeringan Dan Pemisahan Inti Sawit Dari Cangkang
Setelah dipisahkan dari serabut selanjutnya biji dikeringkan di dalam silo dengan suhu 56 oC selama 12-16 jam. Kadar air biji diturunkan sampai 16%. Proses pengeringan mengakibatkan inti sawit menyusut sehingga mudah untuk dipisahkan. Untuk memisahkan inti sawit dari tempurungnya digunakan alat hydrocyclone separator. Setelah terpisah dari tempurungnya inti sawit selanjutnya dicuci sampai bersih. Proses selanjutnya inti dikeringkan sehingga kadar airnya tinggal 7,5%. Proses pengeringan dilakukan dalam suhu di atas 90 oC.